MISI DAMAI JOKOWI: DARI EROPA, RUSIA-UKRAINA
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta
rombongan terbatas dijadwalkan melakukan kunjungan ke luar negeri. Jokowi akan
menghadiri beberapa pertemuan di Eropa hingga Uni Emirat Arab (UEA).
Berbicara dalam konferensi pers di Bandara
Soekarno Hatta, Tangerang, pertama Jokowi dan rombongan akan menghadiri
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G7 di Jerman pada 26 hingga 28
Mei 2022.
Di mana Indonesia berpartispasi sebagai negara
rekanan G7 alias G7 partner countries,
bersama India, Afrika Selatan, Senegal, dan Argentina. Jokowi sendiri membawa
misi perdamaian Ukraina-Rusia.
“Di
sini kita akan mendorong, mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama
mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi
dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, yang sedang melanda dunia,” ujar
Jokowi, Minggu (26/6/2022).
KTT
G7 akan digelar di Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman pada 26 Juni hingga 28
Juni. Agenda ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk aliansi
internasional yang lebih luas melawan Rusia.
Setelah
menghadiri KTT G7, Jokowi akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Ukraina
Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan tersebut
bertujuan untuk membuka ruang dialog dalam rangka membangun perdamaian.
Dia
menegaskan pertemuan dengan kedua pemimpin negara tersebut dilakukan karena
perang harus dihentikan dan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali.
“Saya
akan menuju ke Rusia untuk bertemu dengan Vladimir Putin. Dengan misi yang
sama, saya akan mengajak Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin
untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” lanjut Jokowi.
Selepas
itu, Jokowi juga akan bertolak ke Uni Emirat Arab. Jokowi diagendakan untuk
membahas kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dan UEA. Jokowi
menyebut kunjungan ini sama pentingnya seperti kunjungan di Eropa.
“Kunjungan
ini bukan hanya penting bagi Indonesia, tapi juga penting bagi negara
berkembang untuk mencegah rakyat negara berkembang dan berpenghasilan rendah
jatuh ke jurang kemiskinan ekstrim,” kata dia.
Komentar
Posting Komentar